Pernah merasa hasil karyanya simple. Atau malah hasil karyanya complex. Atau bingung apakah hasil karyanya ini simple atau complex? :). Kalau yang terakhir ini, sering terjadi pada saya :D. Kata simple dan complex memang tricky. Untungnya, saya baru baca artikel tentang simplicity dan complexity di betterexplained (Artikel lengkapnya di sini). Problem simple/complex bisa menjadi lebih jelas. Saya coba me-rephrase-nya secara singkat …
Ketika menilai sesuatu itu simple atau complex, secara tidak sadar kita bertanya dua hal: Seberapa mudah ia dipahami? dan Apa yang bisa ia lakukan?
Dua pertanyaan tersebut sering dijawab dengan menggunakan kata simple dan complex. Sayangnya, tidak cukup. Butuh empat kata untuk menjawabnya, yaitu:
Seberapa mudah ia dipahami?
- Simple: Mudah untuk dipahami
- Complicated: Susah untuk dipahami
Apa yang bisa ia lakukan?
- Advanced: Dapat melakukan banyak hal, powerful
- Basic: Sedikit yang bisa dilakukan, sederhana
Jadi, ada 4 kasus yang merupakan kombinasi dari jawaban kedua pertanyaan itu. Bukan hanya dua.
Kasus 1, Simple dan Basic. Kalau ini merupakan stereotipe dari simple. Seringkali banyak orang berpikir sesuatu itu simple, maka ia mudah dipahami dan tidak dapat melakukan banyak hal. Contoh di software misalnya notepad. Notepad mudah dipahami, tetapi tidak begitu powerful karena tidak ada spell checker, dan seterusnya. Sesuatu yang simple dan basic tidak serta-merta jelek. Mereka dapat mengerjakan simple job dan bagus untuk keperluan edukasi.
Kasus 2, Complicated dan Basic. Sudah susah dipahami, yang bisa dilakukan juga tidak banyak. Contohnya, setting clock di VCR. Seringkali banyak user mengalami kesulitan men-setting clock di VCR ini. User interface-nya dirasa tidak user-friendly. Konon, pekerjaan setting clock di VCR menjadi ukuran gaptek tidaknya seseorang :). Karena orang tidak mendapatkan banyak keuntungan dari sesuatu yang complicated ini, sebaiknya item di kategori ini perlu dihindari.
Kasus 3, Complicated dan Advanced. Kalau ini merupakan stereotipe dari powerful. Dapat melakukan banyak hal, tetapi sulit untuk digunakan. Contohnya helikopter. Helikopter ini dapat melakukan banyak manuver. Hanya saja sulit untuk dioperasikan. Banyak panel kendali yang mesti dipahami. (Note saya: mungkin text editor Vim termasuk dalam kategori ini :D)
Kasus 4, Simple dan Advanced. Kalau ini termasuk sesuatu yang dicari oleh scientist dan juga designer ketika membuat produk. Mereka menginginkan solusi yang elegan, simple, tetapi memiliki behavior yang powerful. Salah satu contohnya, rumus dari Einstein: E = mc^2. Rumus ini mudah dipahami, tetapi memiliki efek yang mengagumkan (reaksi nuklir). Contoh spesial berikutnya adalah Google. Google memiliki interface yang simple tetapi dapat menemukan segala dokumen yang ada di web. Ipod juga dikatakan memiliki karakteristik pada kategori ini.
Jadi, bila bingung menilai kekompleksitasan sesuatu, coba menjawab dua pertanyaan ini: Seberapa mudah ia dipahami? dan Apa yang bisa ia lakukan? … 😀
nice writing. bookmark ah 🙂
It’s an honour bro bisa ada di bookmark-mu 😀