Apakah anda sering mengetik dengan keyboard (mengetik dokumen, email, blog, etc)? Apakah anda sudah bisa mengetik tanpa melihat keyboard (supaya leher tidak pegal,
supaya keren)?Bila sudah, bisa abaikan tulisan ini dan anda dapat meneruskan blogwalking. Bila belum, tulisan ini mungkin berguna bagi anda.
Ketika pertama kali mengenal komputer (waktu SMA), saya mengetik pada keyboard dengan dua jari telunjuk. There is a joke, I type with 11 fingers.
Kemudian, dengan pengalaman berkomputer bertambah (jadi mahasiswa), saya bisa menggunakan semua jari (Actually, not all of them. But at least, more than two). Tentu, mengetiknya menjadi lebih cepat. Tapi saya merasa ada yang kurang. Saya masih selang-seling melihat keyboard dan monitor (back and forth, bikin leher pegal)! And I often see other people do the same thing.
Sadar hal ini, posisi huruf-huruf saya coba hafalkan. Tidak berhasil juga. Saya pastinya tidak menggunakan metodologi yang benar. Baru kemudian, pencerahan itu datang. Memang ada metodologi yang bisa digunakan untuk mengetik, salah satunya Touch Typing. (Ada juga metode yang lain, saya lupa namanya).
Inti dari touch typing adalah tiap-tiap jari menekan hanya tombol-tombol tertentu. Layout pembagian tugas masing-masing jari seperti berikut.
[ source picture: http://www.vinarski.de/en/ ]
Sebelum menekan suatu tombol, jari-jari diletakkan di posisi home row. Posisi home row sesuai dengan posisi tangan pada gambar di atas.
Posisi home row ini sangat penting. Setelah jari-jari kita berada di home row, kita bisa dengan mudah memindahkan jari-jari untuk menekan tombol di luar posisi home row. Lebih mudah lagi bila tombolnya berada di posisi home row, tinggal kita tekan saja.
Menariknya metode touch typing ini, jari-jari dapat kita letakkan di posisi home row tanpa harus melihat tombol keyboard. Kita dibantu oleh tonjolan kecil yang ada pada tombol F dan J. Tonjolan ini ada pada kebanyakan keyboard. Coba perhatikan keyboard Anda. Dengan merasakan tonjolan itu, kita meletakkan jari telunjuk kiri di F dan telunjuk kanan di J. Setelah ini bisa, jari-jari lain dapat menemukan posisinya masing-masing dengan mudah karena sejajar.
Begitulah basic dari metode Touch Typing. Saya pertama kali belajar metode ini dengan menggunakan software Typing Master. Latihannya huruf per huruf kemudian berlanjut ke kata, kalimat, dan paragraf.
Dengan latihan kita dapat menguasai metode Touch Typing. Setelah terkuasai, kita akan bisa mengetik dengan cepat dan tanpa melihat keyboard pula. Layar di depan kita lah yang kita pandangi, bukan keyboardnya. Happy Typing!
aq juga pernah pake software Ktouch yang ada di package universe-nya Edubuntu. susah ternyata touch typing itu. apalagi pake keyboard notebook. yang parah, aq getol latihan touchtype pas pake asus eepc. padahal jari2ku gede. ampe skrg belum sukses nih (>_<)
Huruf-huruf yang sekitaran home row relatif gampang bro. Yang susah tuh angka-angkanya. Jauh… ngejangkaunya. Klo gini mah, ngetik angka masih ngelihat 🙂
Pernah mempelajari metode ini waktu SMP, ekskul ‘Mengetik’ ternyata bermanfaay juga, ehmmm…nice post..:P
Thanks bro komentarnya. 🙂
Wah sudah sejak SMP ya… aku tahu metode ini baru beberapa tahun yang lalu. Sekarang ngetiknya sudah lumayan. 🙂
Kalo saya tidak pernah make metode itu, tapi saya bisa ngetik tanpa melihat.
Mau metodenya apa, yang penting “bisa”. Metode hanya alat saja sama seperti Touch Typing ini. 🙂